- LATAR BELAKANG
Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat. Namun, stereotipe dapat berupa prasangka positif dan juga negatif, dan kadang-kadang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif. Sebagian beranganggapan bahwa segala bentuk stereotipe adalah negatif. Stereotipe jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki sedikit dasar yang benar, atau bahkan sepenuhnya dikarang-karang. Berbagai disiplin ilmu memiliki pendapat yang berbeda mengenai asal mula stereotipe: psikolog menekankan pada pengalaman dengan suatu kelompok, pola komunikasi tentang kelompok tersebut, dan konflik antarkelompok. Sosiolog menekankan pada hubungan di antara kelompok dan posisi kelompok-kelompok dalam tatanan sosial. Para humanis berorientasi psikoanalisis, semisal Sander Gilman menekankan bahwa stereotipe secara definisi tidak pernah akurat, tetapi merupakan penonjolan ketakutan seseorang kepada orang lainnya, tanpa mempedulikan kenyataan yang sebenarnya. Walaupun jarang sekali stereotipe itu sepenuhnya akurat, tetapi beberapa penelitian statistik menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus stereotipe sesuai dengan fakta terukur. Stereotipe ada yang positif dan ada negatif, misalnya etnis minang/padang, stereotipe positif mereka adalah pekerja keras dan pedagang namun setereotipe negatif mereka adalah keras kepala dan egois. Karena adanya stereotipe tersebut akhirnya ketika kita bertemu dengan orang padang munculah prasangka-prasangka sehingga perilaku kita pun menyesuaikan dengan stereotipe tersebut padahal belum tentu orang minang/padang yang kita temui adalah orang yang kerasa kepala, egois, pekerja keras. Inilah bahayanya jika kita berperilaku sesuai dengan stereotip yang berlaku. Contoh lainnya pada etnis di Indonesia, misalnya pada etnis papua yang terkenal dengan keprimitifan dan agresifitas yang tinggi namun faktanya tidak semua orang papua demikian, papua tetap ada wilayah kotanya tidak semua pedalamannya. Meskipun sebagian besar iya, sangatlah berbahaya jika kita menganggap semua orang papua primitif dan agresif karena stereotip yang ada. Kemudian etnis selanjutnya misalnya batak, orang batak terkenal dengan volume suara yang keras dan nada suara yang tinggi sehingga terdapat stereotipe bahwa karakternya pun demikian, keras dan kasar. Padahal faktanya meskipun sebagian besar demikian belum tentu orang batak yang kita jumpai demikian karakternya, sehingga tidak tepat jika kita ikut berperilaku sesuai dengan stereotipe yang ada.