KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA KELAS X SMA 3.7 MENGIDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN ISI YANG TERKANDUNG DALAM CERITA RAKYAT (HIKAYAT) BAIK LISAN MAUPUN TULIS
3.7 MENGIDENTIFIKASI NILAI-NILAI DAN ISI YANG TERKANDUNG DALAM CERITA RAKYAT (HIKAYAT) BAIK LISAN MAUPUN TULIS
Pengertian Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang disetiap daerah dan menceritakan asal usul atau legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat merupakan bagian dari dongeng.
Ciri-ciri cerita rakyat
- Cerita rakyat disampaikan secara lisan
- Disampaikan secara turun-temurun
- Tidak diketahiu siapa pertama kali membuatnya
- Kaya nilai-nilai luhur
- Bersifat tradisional
- Memiliki banyak versi dan variasi
- Mempunyai bentuk-bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapannya.
Fungsi cerita rakyat
- Fungsi sarana hiburan yaitu dengan mendengarkan cerita rakyat sepeti dongeng, mite atau legenda, kita sekan-akan diajak berkelana ke alam lain yang tidak kita jumpai dalam pengalaman hidup sehari-hari.
- Fungsi sarana pendidikan yaitu pada dasarnya cerita rakyat ingin menyampaikan pesan atau amanat yang dapat bermanfaat bagi watak dan kepribadian para pendengarnya.
- Fungsi sarana penggalang rasa kesetiakawanan diantara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita rakyat tersebut.
- Fungsi lain lagi dari cerita rakyat adalah sebagai pengokoh nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita rakyat terkadang ajaran-ajaran etika dan moral bisa dipakai sebagai pedoman bagi masyarakat. Di samping itu di dalamnya juga terdapat larangan dan pantangan yang perlu dihindari. Cerita rakyat bagi warga masyarakat pendukungnya bisa menjadi tuntunan tingkah laku dalam pergaulan sosial.
Jenis-jenis cerita rakyat
Menurut William R Bascom (dalam James Danandjaya 1991:50, cerita rakyat dibagi dalam tiga golongan besar yaitu :
- Mitos (mite) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi setelah dianggap suci oleh empunya. Mite ditokohkan oleh dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau bukan di dunia yang sepertikita kenal sekarang ini dan terjadi di masa lampau.
- Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia walaupun adakalanya sifat-sifat luar biasa dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal dan waktu terjadinya belum terlalu lama.
- Dongeng adalah prosa rakyat yang dianggap benar-benar oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terkait waktu maupun tempat.
Macam-Macam Cerita Rakyat
Legenda
Legenda merupakan cerita rakyat yang mengisahkan riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah.
Contoh: cerita Malin Kundang, Tangkuban Perahu, Dongeng Banyuwangi, Dongeng Gunung Batok, Dongen Rawa Pening dan sebagainya.
Sage
Sage merupakan cerita rakyat yang didasarkan peristiwa sejarah bercampur dengan fantasi rakyat.
Contoh: Syariah melayung, Hikayah Hang Tuah, Ciung Wanana, dan sebagainya.
Mite
Mite merupakan cerita rakyat yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap pada suatu benda yang dipercaya benda gaib.
Contohnya : Nyi Roro Kidul, Jaka Tarub, dan sebagainya.
Fabel
Fabel merupakan cerita rakyat menokohkan binatang sebagai lambing pengajaraan moral.
Contoh : Cerita Si Kancil yang Cerdik, Kancil dan Buaya, Hikayat Kalila dan sebagainya.
Pararel
Pararel merupakan cerita rakyat yang tokohnya adalah manusia dan hewan.
Contoh : Anjing Yang Loba, Semut Dan Belalang, Hikayah Mahabrata, Hikayah Ramayana, dan sebagainya.
Jenaka
Jenaka merupakan cerita rakyat tentang perilaku orang bodoh, orang malas, atau cerdik masing-masing dilukiskan secara humor.
Contoh : Lebai Malang, Pak Kodok, Pak Pender, Pak Belalang, dan sebagainya.
Cerita Terbingkai
Cerita Terbingkai merupakan cerita yang didalamnya cerita lagi.
Contoh : 1001 malam
Parabel
Parabel merupakan cerita yang mengganbarkan cerita moral dengan para tokoh benda mati.
Contoh : Kisah sepasang Slop.
Unsur-Unsur Cerita Rakyat
Setiap karya sastra memiliki unsur-unsur pembangun/unsur sastra, begitu pula dengan cerita rakyat. Unsur sastra dalam cerita rakyat adalah sebagai berikut :
Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur-unsur instrinsik cerita rakyat, yaitu :
Tema
Adalah pokok pikiran yang dipakai sebagai dasar pengarang; pokok pikiran pengarang; ide pokok permasalahan.
Alur
Adalah jalannya cerita; rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dengan dasar hubungan sebab akibat. Pada umumnya alur ada tiga macam, yaitu :
- Alur maju
Merupakan peristiwa-peristiwa yang disajikan secara berurutan dari peristiwa pertama ke peristiwa selanjutnya.
- Alur mundur
Merupakan peristiwa yang diceritakan kembali.
- Alur gabungan/ zik-zaküMerupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.
Latar
Keterangan tentang tempat, waktu dan suasana; tempat/waktu terjadinya peristiwa. Latar ada tiga macam, yaitu :
-
Latar tempat
Lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. -
Latar waktu
Waktu (masa) tertentu ketika peristiwa cerita itu terjadi. -
Latar suasana
Salah satu unsur instrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamman dengan jalannya cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu.
Tokoh dan Penokohan
Penokohan dalah lukisan watak pelaku; cara pengarang menggambarkan watak tokoh. Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan pekonokohan menunjukkan pada sikap kualitas pribadi tokoh.
Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan atas dua, yaitu :
- Protagonist adalah tokoh yang berfungsi memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonist.
- Antagonis adalah tokoh yang berfungsi menimbulkan konflik dan berposisi dengan tokoh protagonist.
Sudut Pandang
Kedudukan pengarang dalam cerita; cara pandang pengarang. Setiap pengarang memiliki sudut pandang penceritaan yang berbeda. Ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama (aku atau saya); ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang kedua (kamu atau kau); dan ada juga yang menggunakan sudut pandang orang ketiga (ia, dia atau nama orang).
Amanat
Adalah amanat yang disampaikan pengarang.
Unsur Ekstrinsik
Adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menetukan bentuk dan isi suatu karya/cerita. Unsur-unsur eksttrinsik cerita rakyat, yaitu : agama, politik, moral, aliran pengarang, psikologi, sejarah, sosial budaya, dan lain-lain.
Nilai- Nilai Yang Terkandung Dalam Hikayat:
1. Nilai agama
Merupakan nilai dari pesan hikayat yang berhubungan dengan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, umumnya berisi pesan untuk taat beragama dan menjalankan agamanya masing-masing secara benar.
2. Nilai sosial
Merupakan nilai dari pesan hikayat yang berhubungan dengan kehidupan sesama atau sosial kita.
Biasanya berisi nasihat untuk hidup tidak mendiskriminasi, hidup mengasihi sesama, dsb.
3. Nilai budaya
Mengandung nilai-nilai budaya setempat di tempat pembuatan hikayat tersebut.
Misalnya memuat nilai budaya tradisi zaman dulu pada masa kerajaan, atau sejenisnya.
Contohnya tradisi pergantian kekuasaan raja dengan anaknya.
4. Nilai moral
Mengandung pesan moralis tertentu yang hendak diberitahukan pada pembaca. Misalnya pesan untuk menaati nasihat orangtua, tidak melupakan orangtua saat sudah sukses, dll.
5. Nilai pendidikan atau edukasi
Merupakan nilai pendidikan yang ditanamkan dengan melalui hikayat. Misalnya nasihat untuk mencari ilmu seluas-luasnya selagi hidup di dunia.
Hikayat Ketika Abu Nawas Berdoa Minta Jodoh
Ada saja cara Abu Nawas berdoa agar dirinya mendapatkan jodoh dan menikah. Karena kecerdasan dan semangat dalam dirinya, akhirnya Abu Nawas mendapatkan istri yang cantik dan shalihah. Sehebat apapun kecerdasan Abu Nawas, ia tetaplah manusia biasa. Kala masih bujangan, seperti pemuda lainnya, ia juga ingin segera mendapatkan jodoh lalu menikah dan memiliki sebuah keluarga.
Pada suatu ketika ia sangat tergila-gila pada seorang wanita. Wanita itu sungguh cantik, pintar serta termasuk wanita yang ahli ibadah. Abu Nawas berkeinginan untuk memperistri wanita salihah itu. Karena cintanya begitu membara, ia pun berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT.
“Ya Allah, jika memang gadis itu baik untuk saya, dekatkanlah kepadaku. Tetapi jika memang menurutmu ia tidak baik buatku, tolong Ya Allah, sekali lagi tolong pertimbangkan lagi ya Allah,” ucap doanya dengan menyebut nama gadis itu dan terkesan memaksa kehendak Allah.
Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat lima waktu. Selama berbulan-bulan ia menunggu tanda-tanda dikabulkan doanya. Berjalan lebih tiga bulan, Abu Nawas merasa doanya tak dikabulkan Allah. Ia pun introspeksi diri.
“Mungkin Allah tak mengabulkan doaku karena aku kurang pasrah atas pilihan jodohku,” katanya dalam hati.
Kemudian Abu Nawas pun bermunajat lagi. Tapi kali ini ganti strategi, doa itu tidak diembel-embeli spesifik pakai nama si gadis, apalagi berani “maksa” kepada Allah seperti doa sebelumnya.
“Ya Allah berikanlah istri yang terbaik untukku,” begitu bunyi doanya.
Berbulan-bulan ia terus memohon kepada Allah, namun Allah tak juga mendekatkan Abu Nawas dengan gadis pujaannya. Bahkan Allah juga tidak mempertemukan Abu Nawas dengan wanita yang mau diperistri. Lama-lama ia mulai khawatir juga. Takut menjadi bujangan tua yang lapuk dimakan usia. Ia pun memutar otak lagi bagaimana caranya berdoa dan bisa cepat terkabul. Abu Nawas memang cerdas. Tak kehabisan akal, ia pun merasa perlu sedikit “diplomatis” dengan Allah. Ia pun mengubah doanya.
“Ya Allah, kini aku tidak minta lagi untuk diriku. Aku hanya minta wanita sebagai menantu Ibuku yang sudah tua dan sangat aku cintai Ya Allah. Sekali lagi bukan untukku Ya Tuhan. Maka, berikanlah ia menantu,” begitu doa Abu Nawas.
Barangkali karena keikhlasan dan “keluguan” Abu Nawas tersebut, Allah pun menjawab doanya.
Akhirnya Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah itu menjadi istri Abu Nawas. Abu Nawas bersyukur sekali bisa mempersunting gadis pujaannya. Keluarganya pun berjalan mawaddah warahmah.