KD 3.5 MENGEVALUASI TEKS ANEKDOT DARI ASPEK MAKNA TERSIRAT
Pengertian Teks Anekdot
Teks anekdot merupakan sebuah karangan cerita atau kisah yang bisa jadi
berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang ditulis secara singkat, pendek
dan lucu tentang berbagai topik seperti pendidkan, politik, hukum,
sindiran, kritikan, dan sebagainya. Dalam teks anekdot itu sendiri, perlu
diketahui bahwa teks anekdot tidak hanya berisikan kisah-kisah cerita lucu
semata melainkan terdapat juga amanat, pesan moral, serta ungkapan tentang
suatu kebenaran secara umum.
Ciri-ciri Teks Anekdot
1. Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau bualan.
2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
3. Bersifat menyindir
4. Bisa jadi mengenai orang penting
5. Memiliki tujuan tertentu
6. Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
7. Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis
Struktur teks anekdot
1. Abstraksi
Abstraksi menjadi struktur teks humor paling awal yang ada dalam sebuah teks bernama anekdot.
Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.
2. Orientasi
Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.
3. Krisis
Struktur teks anekdot berikutnya adalah Krisis.
Krisis merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi pasa penulisnya sendiri.
4. Reaksi
Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis.
Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda.
5. Koda
Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah Koda. Koda merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut.
Tujuan Teks Anekdot
Seperti kita ketahui teks anekdot juga memiliki tujuan yang di tujukan
untuk pembaca dalam setiap kisah cerita yang ditulis. Tujuan-tujuan
tersebut merupakan latar belakang bagi pengarang atau penulis untuk menulis
sebuah teks anekdot. Berikut di bawah ini merupakan beberapa tujuan dari
penulisan teks anekdot.
1. Untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya.
2. Sebagai saran penghibur.
3. Sebagai saran pengkritik.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Kalimat ini mengandung isi yang menyampaikan sebuah kejadian atau peristiwa yang telah terjadi. Berikut contoh kalimat yang menyatakan sebuah peristiwa.
a.Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun.
b.Suatu hari seorang warga dari Sukaraja mendatangi kantor polisi.
c.Saat itu, suasana kelas sedang hening karena Bu Eva sedang menyampaikan materi tentang adzab kubur.
2. Kalimat retoris
Kalimat retoris merupakan kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban, karena jawaban dari pertanyaan yang diajukan secara umum sudah pasti dan tidak perlu ditanyakan lagi. Berikut contoh-contoh kalimat retoris.
a. Apakah kamu ingin kaya?
b. Siapa yang ingin masuk surga?
c. Apakah kamu punya hati?
3. Konjungsi temporal
Konjungsi temporal merupakan kata hubung yang menyatakan hubungan waktu, seperti: lalu, kemudian, sebelumnya, selanjutnya, sejak, sejenak, sambil, seraya, hingga. Berikut contoh kalimat yang menggunakan konjungsi temporal.
a. Waktu aku berjalan-jalan ke taman sekolah, aku melihat Putri sedang termenung, kemudian dia menangis.
b. Aku berada di sekolah hingga sore hari.
c. Selesaikan dulu pekerjaan rumahmu, selanjutnya kau boleh main sepuasnya.
4. Verba/ kata kerja aksi
Kata kerja aksi merupakan kata kerja yang menyatakan subjek sedang melakukan suatu pekerjaan/ aksi dan bisa terlihat tindakan atau perbuatannya. Berikut contoh kalimat yang menggunakan verba aksi.
a. Ibu sedang mengiris bawang merah di dapur.
b. Untuk menenangkan hati, akhirnya Filga membaca Al-Quran.
c. Tadi pagi, saat pelajaran olah raga, Fauzan berlari dengan sangat cepat.
5. Kalimat seru
Kalimat seru merupakan kalimat yang digunakan untuk menggambarkan perasaan yang ada di dalam diri seseorang, seperti marah, kesal, sedih, gembira, dan lain-lain. Kalimat seru atau kalimat interjeksi di akhir kalimat menggunakan tanda seru (!) dan biasanya digunakan dalam bentuk percakapan. Berikut ini contoh-contoh kalimat seru.
a. Ih, tak sudi aku jadi pacarmu!
b. Sialan, aku terjebak rayuan gombalnya!
c. Asyik, besok kita berangkat ke Korea!
6. Kalimat perintah
Kalimat perintah atau biasa juga disebut kalimat imperatif merupakan kalimat yang berisi perintah tentang sesuatu hal dengan tujuan agar orang yang diperintah dapat melaksanakan perintah tersebut. Di akhir kalimat, kalimat perintah juga menggunakan tanda seru (!). Berikut ini contoh-contoh kalimat perintah.
a. Enyahlah kau dari kehidupanku!
b.Buang sampah itu pada tempatnya!
c. Jangan kau coba-coba merokok!
Contoh 1
Dosen yang juga menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya?”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya?”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”
Contoh 2
Cara Keledai Membaca Buku
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudi mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.